Minggu, 19 April 2020

Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia

Kebhinekaan merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan bangsa Indonesia yang meliputi kebhinekaan suku bangsa, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena hal tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah. Kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan adanya kebhinekaan tersebut mudah membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat yang lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.

Keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik pertentangan di dalam masyarakat. Berbagai perbedaan di lingkungan masyarakat dapat menjadi faktor penyebab masalah yaitu konflik.

Konik berasal dari kata kerja Latin congere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
 Kebhinekaan merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan bangsa Indones Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia
A. Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia
Konflik dalam masyarakat dapat digolongkan ke dalam konflik ideologi dan konflik politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat, salah satu contohnya adalah peristiw G30S/PKI. Sedangkan konflik politik adalah konflik yang terjadi akibat perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan. Salah satunya adalah bentrokan menolak kebijakan pemerintah atau menuntut sesuatu.

Berdasarkan jenisnya konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi konflik antarsuku, antaragama, antarras, dan antar golongan.
  1. Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.
  2. Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama brbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
  3. Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
  4. Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.

Pertentangan antara dua orang yang berbeda suku belum tentu konflik antarsuku, bisa saja disebabkan oleh faktor  lain seperti masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan perbedaan suku. Konflik antarsuku bisa saja berawal dari konflik antarpribadi seseorang A yang berasal dari suku X memiliki masalah pribadi dengan orang lain B yang berasal dari suku Y, karena hutang piutang. Masalah yang bersifat pribadi ini dapat berkembang menjadi antarsuku apabila keduanya kemudian saling menghina asal daerah atau suku masing-masing. Konflik antar pribadi ini akan berkembang lebih lanjut, apabila masing-masing orang ini, meminta bantuan kepada orang lain yang berasal dari suku masing-masing.

Hal ini juga terjadi pada konflik individu dengan kelompok, maupun konflik antarkelompok dengan kelompok yang berkembang menjadi konflik antarras, maupun antargolongan.
No.Jenis KonflikContoh KonflikUraian Singkat Konflik
1.Konflik AntarsukuKonflik antara suku Dayak dan Madura di Sampit.Pertikaian yang terjadi antara Madura dan Dayak dipicu rasa etnosentrisme yang kuat di kedua belah pihak. Situasi seperti itu diperparah kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda, bahkan mungkin berbenturan. Misalnya, adat orang Madura yang membawa parang atau celurit ke mana pun pergi, membuat orang Dayak melihat sang “tamu”-nya selalu siap berkelahi. Sebab, bagi orang Dayak, membawa senjata tajam hanya dilakukan ketika mereka hendak berperang atau berburu.
2.Konflik AntaragamaKonflik AmbonPeristiwa kerusuhan di Ambon (Maluku) diawali dengan terjadinya perkelahian antara salah seorang pemuda Kristen asal Ambon yang bernama J.L, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot dengan seorang pemuda Islam asal Bugis, NS, penganggur yang sering melakukan pemalakan khususnya terhadap setiap sopir angkot yang melewati jalur Pasar Mardika – Batu Merah.
3.Konflik AntarrasPolitik apartheidKonflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang dikuasai.
4.Konflik AntargolonganKonflik internal Partai GolkarFaksi-faksi di tubuh Golkar banyak dan ego di antara mereka juga kuat dampaknya maka setiap munas mereka tak pernah memiliki figur utama yang kuat. Itu karena, banyak faksi diisi para politisi kawakan dan mereka saling berlomba menguasai basis formal organisasi, sehingga kerapkali Munas tuntas dari segi prosedural tetapi tidak menghadirkan kohesi di antara mereka.

B. Penyebab Konflik dalam Masyarakat
Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi secara tiba- tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala, beberapa gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
  1. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
  2. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
  3. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
  4. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
  5. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
  6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan (konflik)

Sedangkan beberapa gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik antara lain sebagai berikut.
  1. Gejala menguatnya etnosentrisme dalam masyarakat. Etnosentrisme adalah perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri.  Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
  2. Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
  3. Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat.
  4. Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.

Beberepa sosiolog menjelaskan penyebab konflik dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
  1. Perbedaan individu, seperti perbedaan pendapat, tujuan, keinginan, pendirian. Sebagai individu orang memiliki sifat dan kepribadian masing-masing. Perbedaan individu ini dapat menyebabkan konflik dalam masyarakat.
  2. Benturan antarkepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya, perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh faktor ekonomi yang sering menimbulkan konflik dalam masyarakat.
  3. Perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menyebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan.
  4. Perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya (in group) dan bukan kelompoknya (out group). Perbedaan kebudayaan sering kali diikuti dengan etnosentrisme.
No.Peristiwa BentrokanPenyebab Bentrokan
1.Tragedi Trisakti 1998Mahasiswa menganggap pemerintah waktu itu telah semena - mena menggunakan kekuasaanya, berujung dengan penembakan mahasiswa. Lebih dikenal dengan tragedi Trisakti
2.Bentrokan PriokPolres ingin menggusur makam Mbah Priok, pahlawan daerah tersebut yang dianggap makam kramat.
3.Demo Kenaikan BBMDemo besar - besaran untuk menolak kenaikan BBM, membuat pemerintah terpaksa mengurungkan niatnya untuk menaikkan harga.
4.Suporter Persija dan PersibBeberapa simpatisan The Jak menghadang dan bahkan melempari bus yang dipakai bobotoh. Viking dan The Jak bagaikan air dan minyak yang tidak bisa akrab, sehingga mereka selalu saling mengejek, menghina, dan bahkan saling serang.
5.Satpol PP dan Pedagang KakilimaBentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan pedagang kaki lima (PKL) di area Monumen Nasional. Bentrok tersebut dipicu oleh lemparan batu oleh PKL.

C. Akibat Konflik
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Sedangkan akibat negatif konflik antara lain sebagai berikut.
  1. Perpecahan di dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang terjadi sehingga anggota yang sebelumnya saling bertegur sapa menjadi saling memusuhi.
  2. Kerugian hara benda dan korban manusia. Kerusakan fasilitas umum, dan rumah pribadi merupakan contoh nyata akibat dari suatu konflik, bahkan konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa.
  3. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling menolong, persaudaraan akan memudar atau hilang akibat dari sebuah konflik. Aturan-aturan sosial juga berubah, seperti larangan bertemu dan bekerja sama dengan kelompok lain.
  4. Perubahan kepribadian. Beberapa contoh perubahan kepribadian akibat konflik antara lain misalnya anaka-anak korban konflik yang berubah menjadi pemurung, takut melihat orang lain, dan menjadi pendendam. Orang yang terlibat konflik juga menjadi pemarah, pndendam, dan beringas serta agresif.