Rabu, 22 Mei 2019

Memahami Makna Simbolis Meme 'Selamat Datang Raja Salman' Wahyu Kokkang

Toming Sek
Sebagai tuan rumah yang baik, tamu yang datang pastilah dijamu diengan baik. Diberi layanan terbaik. Akomodasi terbaik, dan sambutan terbaik. Apalagi jika yang datang adalah tamu istimewa.

Raja Salman bin Abdul Aziz, pemimpin negara Saudi Arabia salah satu tamu istimewa. Istimewa karena tidak semua Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Istimewa juga karena kunjungan raja sepuh ini diikuti oleh 1500an orang rombongan. Istimewa juga karena fasilitas yang diminta dan dibawa juga istimewa.


Meme Raja Salma| facebook.com/wahyu.kokkang
Semua pihak sibuk menyambut. Istana menyiapkan sambutan khusus. Masjid Istiqlal, yang menjadi tempat singgah dan dijadwalkan menjadi tempat salat Raja Salman juga bersiap. Tak luput, pemerintah Provinsi Bali juga melakukan persiapan khusus menyambut kunjungannya.

Tidak hanya itu, media gencar memberitakan perihal rencana kunjungan Raja Arab Saudi ini. Mulai dari persiapan kargo, hingga jadwal kunjungan, serta hal lain yang berkaitan dengan Raja Salman. Termasuk seniman kartun Wahyu Kokkang, juga menyambutnya dengan bercanda. Melalui meme dan kartunnya di Jawa Pos.

Dalam kolom Sunday Meme yang terbit setiap hari Minggu di Jawa Pos, Wahyu Kokkang turut menyambut kedatangan Raja Salman.

Wahyu mengucapkan selamat datang kepada Raja Salman dalam Bahasa Arab, "Ahlan Wasahlan Raja Salman." Artinya selamat datang Raja Salman.

Tidak seperti biasanya, Sunday Meme yang dibuat Wahyu Kokkang kali ini sangat sulit dipahami. Bukan karena menggunakan Bahasa Arab, toh Wahyu Kokkan sudah memberikan keterangan terjemahan dalam meme tersebut. Tetapi karena penggunaan gambar simbolik.

Berbeda dengan meme sebelumnya yang 'dear mantan'. Meme dear mantan itu sangat mudah dipahami karena selain ditujukan kepada mantan kekasih juga dapat dipahami sebagai sindirian untuk mantan pemimpin. Ehem ehem.


Ada tiga gambar utama yang ada pada sunday meme edisi kunjungan Raja Salman, yaitu Bendera, Cangkir, dan Tangan. Tulisan ini mencoba untuk menguliti penggunaan tiga gambar simbolik tersebut dalam meme karya Wahyu Kokkang ini.

Bendera

Pada meme tersebut, bendera diletakkan di dalam cangkir. Tiang bendera berwarna putih dengan bendera berwarna hijau dengan tulisan 'Ahlan Wasahlan Raja Salman'. Bendera berwarna hijau identik dengan Bendera Kerajaan Arab Saudi. Bedanya bendera negeri yang dijuluki petrodolar tersebut menggunakan kalimat syahadat dengan aksara Arab dan dua pedang khas Timur Tengah yang menyilang di bagian bawah tulisan.

Jadi, Bendera berwarna hijau tersebut merupakan simbol dari Kerajaan Arab Saudi.

Cangkir

Cangkir dalam meme karya Wahyu Kokkang digambar dengan bendera merah putih yang tertempel di badan cangkir. Cangkir yang digunakan dalam gambar adalah cangkir 'murahan' yang identik dengan orang miskin.

Cangkir dengan gambar bendera merah putih yang tertempel merupakan simbol dari negara Republik Indonesia. Negeri yang punya banyak air tetapi kondisinya masih tidak bagus, masih jelek.

Tangan Kumal

Tangan yang memegang cangkir dalam Meme karya Wahyu Kokkang tesebut dalam kondisi kotor. Tangan kotor tampak dari kondisi kulit tangan yang hitam dan semua ujung kukunya terdapat kotoran. Hitam. Hal ini dapat ditafsiri sebagai simbol Indonesia masih dipegang oleh tangan kotor yang miskin.

Yang dimaksud miskin dalam hal ini adalah tidak memiliki jiwa negarawan. Meskipun tidak dapat dipukul rata bahwa semua pejabat pemerintahan tidak punya integritas, tetapi masalahnya yang muncul ke permukaan adalah pejabat-pejabat yang tidak amanah terhadap jabatannya.

Ini sebatas penafsiran dari pembaca dan penikmat meme dan kartun karya Wahyu Kokkang. Tentu tidak mewakili secara penuh maksud Wahyu Kokkang sebagai kreator karya tersebut. Jika ingin tahu maksud sebenarnya silahkan tanyakan langsung kepada pemilik karakter Clekit itu.

Jika tidak mau menjawab, berarti dia memang pelit ngomong. Untungnya tidak pelit nggambar. Untuk mengajak kita semua, warga negara Indonesia, melihat negeri ini dengan jenaka.

Piss Cak Wahyu!
Tabik!