Rabu, 22 Mei 2019

Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini)

Sejarah : Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini)|RA. Kartini adalah Pelopor Pergerakan kaum wanita. R.A. Kartini telah menjadi sejarah dalam keikutsertaan kaum hawa diberbagai bidang kehidupan,baik non pemerintahan dan pemerintahan, R.A. Kartini sangat diharumkan namanya terlihat dari tanggal lahirnya yang selalu diperangati oleh berbagai kalangan bukan hanya kaum hawa tetapi kaum adam pun ikut serta dalam memperingati hari pergerakan kaum wanita atau hari R.A.Karitini atau Hari ibu, R.A. Kartini merupakan beberapa kaum atau salah satu kaum hawa yang sangat memperjuangkan hak-hak perempuan atau kaum hawa untuk ikut serta dalam berbagai bidang kehidupan dan karna R.A.Kartini berbagai kaum hawa dapat kerja diberbagai bidang kehidupan, dan Setiap 21 April diperangati Hari ibu untuk mengenang dan memperingati Pergerakan Kaum Wanita dan Perjuangan R.A. Karitini sebagai pelopor Para Pergerakan kaum wanita. Untuk mengetahui Sejarah Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini) Mari kita lihat artikel dibawah ini.. 


Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini)
R.A. Kartini (21 April 1879-1904) dianggap sebagai pelopor Pergerakan kaum wanita Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyal cita-cita untuk memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan-pengajaran. Sebagai akibat kurang mendapat pendidikan-pengajaran. kaum wanita diperlakukan tidak adil. Hal itu ditunjukkan. oleh adat-kebiasaan sbb:
1. Adanya kawin-paksa.
2. Polygami,
3. Kaum pria mempunyai kekuasaan tak terbatas dalamperkawinan,
4. Sesudah menginjak dewasa, gadis-gadis dilarang ke luar rumah (= dipingit). 

           Adat kebiasaan semacam itu lambat laun ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran maju. Diilhami oteh cita-cita Kartini, merek mulai bergerak untuk merombak tradisi yang tidak adil
tersebut.

Pergerakan kaum wanita pada umumnya bersifat sosial, dengan tujuan:
 Kartini adalah Pelopor Pergerakan kaum wanita Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini)1,. Keluar: berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria, agar supaya tidak diperlakukan sewenang-wenang.
2. ke dalam : berusaha meningkat/sempurnakan kemampuan dan kecerdasan kaum wanita sendiri sebagal ibu dan pemeg ang kendali rumah-tangga.

         Organisasi wanita Indonesia yang pertama didirikan di Jakarta pada tahun 1912 dengan nama Putri Mardika. Berdirinya organisasi itu berkat bantuan Budi Utomo, dengan tujuan: Berusaha memajukan pendidikan-pengajaran anak-anak wanita. Sesudah berdiri Putri Mardika kemudian muncul/berdiri organisasi-organisasi Iainnya. Hampir di tiap-tiap kota penting terdapat organisasi wanita, hingga jumlahnya banyak sekali.

Organisasi kaum wanita yang banyak sekali itu dapat dibagi sebagai berikut:
1. Organisasi-wanita yang menjadi bagian dan sesuatu organisasi, contohnya:
a). Wanudyo Utomo, bagian dan Sarekat Islam.
b). Aisyiyah, bagian dan Muhammadiyah.
2. Organisasi-wanita yang berdiri sendiri. Kebanyakan merupakan organisasinya kaum ibu, contohnya:
  1. Wanito Mulyo, 
  2. Wanito Katholik
  3. Wanito Ut omo.
    Antara tanggal 22 — 25 Desember 1928 organisasi-Organisasi wanita Indonesia mengadakan  Konggres di Yogyakarta. Konggres yang pertama kali ini mempunyai tujuan sebägai berikut:

1. untuk mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
2. untuk membentuk gabungan antara organisasi-organisasi yang beraneka-ragam coraknya.
        Konggres berhasil mendirikan suatu gabungan organisasi wanita dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Nama ini kemudian diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia (PPII).

      Tanggal dimulainya Konggres kaum wanita yang pertama kali tersebut dijadikan Hari Ibu, dan diperingäti setiap tahun (hingga sekarang).

        Meskipun belum tercapai seluruhnya, namun setahap demi setahap perjuangan kaum wanita banyak juga hasilnya. Adat-kebiasaan yang menghinakan derajat kaum-wanita makin lama makin berkurang. Bahkan sekitar tahun 1938 telah ada beberapa orang wanita Indonesia yang diangkat oleh Pemerintah Belanda.menjadi anggota Dewan Kota, misalnya di Bandung, Cirebon dan Surabaya.

Sekian Artikel tentang, Sejarah : Sejarah Pergerakan Kaum Wanita (R.A.Kartini), Semoga Bermanfaat. (Sumber : Pelajaran Sejarah, Hal : 79-80, Penerbit : Widya Duta.Surakarta.1795, Penulis : Ibnoe Soewarso)