Selasa, 21 April 2020

Kebudayaan Suku Bangsa Dayak- Budaya Lokal Indonesia

Perlu diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki pluralitas tinggi. Keberagaman suku, bahasa, agama, ras, maupun golongan justru dapat menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia. Potensi budaya yang besar tersebut merupakan sumber kekayaan budaya nasional.
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Pada setiap masyarakat daerah mengembangkan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang dikembangkan di daerah-daerah dinamakan kebudayaan lokal. Berikut ini adalah salah satu kebudayaan lokal yang berkembang di Indonesia yakni “Kebudayaan Suku Bangsa Dayak.”
 Perlu diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki pluralitas tinggi Kebudayaan Suku Bangsa Dayak- Budaya Lokal Indonesia
Kebudayaan Suku Bangsa Dayak
a. Sistem Kepercayaan/Religi
Masyarakat Dayak terbagi menjadi beberapa suku, yakni Ngaju, Ot, Danum, & Ma’anyan di Kalimantan Tengah. Kepercayaan yang dianut mencakup agama Islam, Kristen, Katolik, & Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan.
Masyarakat Dayak percaya pada roh-roh;
  • Sangiang nayu-nayu (roh baik)
  • Taloh, kambe (roh jahat)
Dalam syair-syair suci suku bangsa Ngaju dunia roh disebut negeri raja yang berpasir emas.
Upacara adat dalam masyarakat Dayak;
  • upacara pembakaran mayat
  • upacara menyambut kelahiran anak
  • upacara penguburan mayat
Upacara pembakaran mayat disebut tiwah & abu sisa pembakaran diletakkan di sebuah bangunan yang disebut tambak.

b. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan masyarakat Dayak berdasarkan ambilineal yaitu menghitung hubungan masyarakat melalui laki-laki & sebagian perempuan. Perkawinan yang ideal adalah perkawinan dengan saudara sepupu yang kakeknya saudara sekandung (hajanen dalam bahasa Ngaju). Masyarakat Dayak tidak melarang gadis-gadis mereka menikah dengan laki-laki bangsa lain asalkan laki-laki itu tunduk dengan adat istiadat.

c. Sistem Politik
Pemerintahan desa secara formal berada di tangan pembekal & penghulu. Pembekal bertindak sebagai pemimpin administrasi. Penghulu sebagai kepala adat dalam desa. Kedudukan pembekal & penghulu sangat terpandang di desa, dahulu jabatan itu dirangkap oleh patih. Ada juga penasihat penghulu disebut mantir.
Kemudian hukum pidana RI telah berlaku pada masyarakat Dayak guna mendampingi hukum adat yang ada.

d. Sistem Ekonomi
Bercocok tanam di ladang adalah mata pencaharian masyarakat Dayak. Selain bertanam padi mereka juga menanam pisang, ubi kayu, nanas & buah-buahan. Ada pula yang banyak ditanam di ladang ialah durian & pinang. Selain bercocok tanam mereka juga berburu rusa untuk makanan sehari-hari. Alat yang dipakai meliputi dondang, lonjo (tombak), & ambang (parang). Masyarakat Dayak terkenal dengan seni menganyam kulit, rotan, tikar, topi, yang kemudian di jual ke Kuala Kapuas, Banjarmasin, & Sampit.

e. Sistem Kesenian
Seni tari Dayak adalah tari tambu & bungai yang bertema kepahlawanan, serta tari balean dadas, bertema permohonan kesembuhan dari sakit. Rumah adat Dayak adalah rumah betang yang dihuni lebih dari 20 kepala keluarga. Rumah betang terdiri atas enam kamar, yaitu kamar untuk menyimpan alat perang, kamar gadis, kamar upacara adat, kamar agama, & kamar tamu.

Demikianlah ulasan mengenai Kebudayaan Suku Bangsa Dayak, yang pada kesempatan kali ini dapat di bahas disini. Semoga dengan adanya ulasan tersebut, anda para pembaca maupun pengunjung, dapat mengetahui mengenai Kebudayaan Suku Bangsa Dayak. Cukup sekian & sampai jumpa!!!
*Rajinlah belajar, demi Bangsa dan Negara!!! Semoga anda sukses!!!